October 15, 2010

Serendipity

Fullerton Hotel, Marina Bay, Singapore.Jum’at, 20:00 Waktu Singapore.
“I pick...Fresh Crab Cravioli. Lo pesen apa, Shan?”
“One Lobster Bisque, please.”
“Please wait for 15 minutes.”
Si lelaki, Erlangga Pradhiksta Soeyoto, mengangguk sambil lalu kepada si waiterss tanpa mengubah posisi duduk santai, mempertegas kenyamanan dan keterbiasaannya berada di tempat mewah tersebut.
“Geez, lo tuh ya, bisa nggak sih, nggak spontan. Ngagetin gue aja. Nongol di depan pintu apartemen gue. Ngasih kabar dulu bisa kan?” katanya pada si perempuan.
Gadis itu, Shanelya Nareshwari Wiharja, tersenyum manis.
“Ya emangnya kalo gue ngabarin dulu, lo bisa jemput. Hm? Nggak kan? Lagipu--.....”
Dzzzttt... Ucapannya terinterupsi oleh getaran iPhone4 dari dalam handbagnya.

1 new update.
HaidarRahendro Having a wonderful night w/ @AnggaRAhendro and @IsandraRahendro. Geez, Bali night life is unbeatable! And the girls make it perfect!

Elang—nama panggilan Erlangga—tertawa, “Hahaha...seenggaknya gue nggak tega kayak gebetan lo tersayang—si Idar, lo baru balik dari Makassar, bela-belain demi melampiaskan kangen lo, dia malah cabut ke Bali.”
“Shut up your mouth, Pradhiksta! Dia bukan gebetan gue! Dan gue nggak kangen sama dia.” hardik Shanel.
“Hahaha....”


Ku de Ta, Seminyak, Kuta, Bali. 23:00 WITA.
Musik yang menggelagar dari piringan sang DJ membuat semua orang mulai larut dalam ketidaksadaran yang dipicu oleh martini mereka.
Kecuali satu,Haidar Ilyastara Rahendro. Mata, hati dan pikirannya terkonsentrasi penuh pada layar Javelin di genggamannya.

ShaNareshW Fine dining @ Fullerton w/ my beloved @ErlanggaSoeyoto. I always love the way he looks when he wears his white shirt.

“Munafik lo, Dar.” Kata seseorang di sampingnya, Raksa Rahendro. “Lo sama skali nggak having fun di sini. Your previous tweet is a big lie. Apalagi baca twitnya Shanel barusan. Hahaha.”
“Sejak kapan lo jadi sok tau, Sa?” sahut Idar.
“Gue nggak perlu jadi paranormal atau mind reader buat tau apa yang ada di pikiran dan hati lo sekarang, ya nggak, Ndra?”
“Cih, pake minta dukungan dari orang yang udah fly nggak tau ke mana nyawanya gini pula. Percuma!” jawab lelaki dengan masih menggenggam Javelinnya erat-erat.
“Gue belom mabok mabok banget kok, Dar. Gue masih bisa liat dengan jelas klo lo megang BB lo seolah-olah lo mau ngancurin tu barang. Atau jangan-jangan lo nganggep BB lo tuh kepalanya si Erlangga Soeyoto?” Sahut Isandra Rahendro yang disambut anggukan Raksa.
“Brisik lo semua.”
“Hahaha..” tawa Raksa dan Andra membahana.


Changi Int Airport. Keesokan paginya.
“Kerjaan apa kerjaan? Gue kenal lo, Shan. Lo nggak mungkin ngerjain kerjaan weekend gini.” Tanya Elang.
“Senin besok gue ketemu klien. Dan gue belom nemu material yang dia mau buat desain interior butiknya. Gue harus profesional.” Jawab Shanel.
“Whatever you say. Yang jelas, Shanelya yang gue kenal lebih milih buat ngebut kerjannya pas weekday biar dia bisa weekend dengan tenang.”
“And whatever you say, Elang. Gue beneran harus pulang sekarang. Take care you here. Jangan pacaran sama MacBook mlulu.”
“Ya salah sendiri lo nggak mau jadi pacar gue. Haha. You, too. Salam buat Haidar ya.”
“Kampret! Sampein sendiri aja sono!”


Soekarno-Hatta Int. Airport. 2 jam kemudian.
GUBRAK!
“Eh, maaf!”
“Sorry sorry....”
Dua orang itu berteriak bersamaan. Dan sedetik mendongak menyadari siapa yang mereka tabrak.
“Haidar?”
“Shanel?”
“Lo ngapain di sini? Ini masih hari Sabtu kan? Weekend baru aja dimulai. Harusnya lo masih di Bali.”
“Itu harusnya jadi pertanyaan gue. Lo pernah bilang kan, Marina Bay nggak cukup dinikmati hanya dalam waktu sehari.”
“Same with Bali, right? Then what will you do here?”
“Hmmm...actually i was walking to International departure. I have a flight to Singapore.”
“Jangan bilang kalau.....”
“Awalnya gue berniat mau nemenin lo naik Singapore Flyer. Tapi....”
Ucapan Haidar terhenti ketika Shanelya mengacungkan tiket ditangannya—which is written DESTINATION: Ngurah Rai Int. Airport.
“I thought that it would be fun parasailing at Tanjung Benoa..” ucap Shanel.
“Tapi sekarang kita di Jakarta. Hmmmm...Well then. Let’s have a brunch. Disscusing the destination—our weekend destination.”
“How ‘bout Starbucks, Lion?”
“That will be nice place to have a discussion, Queen. TAXI!”
Pin ThisShare on TumblrShare on Google PlusEmail This

No comments:

Post a Comment