Prosesi pernikahanku menerapkan adat Jawa-Muslim, yang sebagaimana diketahui, cukup banyak rangkaian upacara yang harus dilaksanakan. Kita mengambil adat Jawa karena orang tuaku dan mas Bayu adalah keturunan Jawa asli, selain itu aku memang suka dengan acara ritual pengantin yang--walaupun ribet tetapi--terasa indah dan mengandung nilai-nilai yang bagus di dalamnya.
H-2minggu pernikahan aku dan mas Bayu "dipisah". Aku di Pekalongan dan mas di Yogyakarta. Aku luluran dan mas tetep kerja *evil grin*. Semakin mendekati hari H, makin tidak sabar dan makin deg-degan nggak karuan. Well, khas calon pengantin gitu lah... Mas Bayu dan keluarga besarnya datang h-2 sebelum acara, kemudian menginap di guest house yang telah disiapkan.
Janur dan tumpeng sudah disiapkan sedari tanggal 4, menandakan kalau keluarga pak Pontjo (ayahku) punya gawe. Kita berdoa semoga segala sesuatunya lancar, minim hambatan. Tratak sudah dipasang. Rapat panitia terakhir digelar. Dan pengajian/Walimatul Ursy dilaksanakan tanggal 5 April, pagi hari. Pengajian ini dihadiri bapak-bapak tetangga di perumahan tempatku tinggal. Untuk turut mendoakan kelancaran acara dan rumah tangga kami kelak. Terima kasih untuk doa baiknya...