Apa yang kamu pikirkan ketika pada suatu pagi, otakmu
butek karena dikejar deadline, dan selagi berusaha menjernihkan pikiran..tiba-tiba ngliat sesosok cowok ganteng,
drop dead gorgeous, dan
coooool abiiiiiis?
Bisa-bisa seketika itu juga smua ide..inspirasi yang kamu butuhkan..dengan senang hati menghampirimu. --Well, setidaknya itu yang dirasakan oleh Romijn-Indira Singgih--seorang gadis manis, pegawai kantoran yang dinobatkan sebagai Permaisuri Budaya--ketika (ia pikir) pertama kalinya bertemu Austin Taura Hanafiah. Di saat ia harus mencari nama untuk proyek parfum terbaru di perusahaannya, di saat itu pula ia melihat Austin...dan tercetuslah kata "Titanium". Senyawa logam yang ringan, kuat, tahan banting...dan
sophisticated. Just like him. :)
Ternyata pertemuan itu adalah awal dari sebuah kisah cinta yang complicated, yang jauh dari perkiraan Romy. Mulai dari terbawa arus
circle socialite Jakarta karena ia "dekat" dengan seorang bermarga Hanafiah, harus mengalami persaingan memperebutkan Austin dengan seorang
frienemy--Ellie Bhrasungko--, sampai ke-ambigu-an perasaan Romy pada Tejas, sahabatnya selama bertahun-tahun.
Namun, semua itu belum seberapa dibanding dengan misteri dalam diri Austin yang berpangkal dari kematian saudara kembarnya, Audrey Hanafiah.
Dan ternyata Romy juga terselip di antara lembaran-lembaran masa lalu Austin-Audrey.....
Apa hubungan antara Romy-Austin-Audrey di masa lalu?
Mengapa Austin begitu tertekan semenjak kematian Audrey?
Dapatkah Romy menolong Austin untuk "keluar" dari rasa bersalahnya?
Dan bagaimana dengan perasaan (dan persahabatan)nya dengan Tejas?
Dengan membaca novel ini, kamu akan terbawa masuk ke dalam kata-kata yang dirangkai oleh Sitta Karina, sang penulis. Sebelumnya Sitta Karina telah menulis beberapa buku, baik itu novel maupun kumpulan cerpen, fantasi maupun roman. Titanium sendiri adalah salah satu dari serial Hanafiah--keluarga
socialite Jakarta yang terdiri dari beberapa nama dengan karakter masing-masing--. Karakter yang telah muncul antara lain Diaz Hanafiah--si pendiam-temperamental namun lembut dalam "Lukisan Hujan", Inez Hanafiah--si Diva yang menonjol namun rapuh dalam "Pesan dari Bintang", dan masih banyak lagi.
Gaya tutur kak Arie (panggilan akrab Sitta Karina) sangat mengalir, membuat pembaca seolah tidak ingin berhenti untuk menelusuri cerita dan membalik halaman demi halaman...merasakan ketegangan dan emosi karakter di dalam novel.
Selain kepiawaiannya menciptakan konflik dan klimaks, kak Arie juga cerdas dalam menciptakan
twist di antara cerita dan konflik utama. Seperti misalnya menghadirkan kisah cinta tokoh pendamping (Sultan-Salina dalam "Seluas Langit Biru, Rae-Tatia dalam "Titanium") atau "membocorkan" sedikit cerita di buku yang akan datang..yang membuat penikmat bukunya merasa penasaran bahkan setelah halaman terakhir selesai dibaca.
Kak Arie juga dapat dikatakan konsisten (atau
persistent?) dalam menciptakan setting. Dalam sebagian besar novelnya, khususnya novel urban-romance, setting yang digunakan tidak pernah jauh-jauh dari kafe yang cozy, taman, hotel bintang lima yang hampir kesemuanya berada di Jakarta atau luar Indonesia. Dalam hal ini, penulis berhasil menggambarkan kesan "
the have" kaum
socialite. Namun akan lebih menarik jika setting lokasi di-
mix antara dalam dan luar negeri. Agar cerita dan setting tidak terjebak di area dan lokasi yang itu-itu saja.
Akan tetapi terlepas dari masalah
setting, Sitta Karina berhasil melahirkan novel yang sangat Indonesia--dilihat dari kepribadian dan karakter utama serta cerita yang kental dengan budaya negeri ini.
Kalau kamu ingin menikmati novel romance yang
nggak menye-menye dan sudah kenyang dengan kisah cinta monyet sehingga ingin beralih ke cerita yang lebih
complicated. Sitta Karina's books are the answer.
Two thumbs up.....errr, four thumbs up for you, Kak Arie! :)
P.S.: Ini bukan buku yang aku baca terakhir, tapi ini buku favoritku... *
fyi, i have ALL of books you've written. They're awesomeeeeee! Love them! And always waiting for the next...