Assalamu'alaykum
Bermula dari shared poster dari mas Rizal--suami tersayang--Sabtu kemarin saya merapat ke Pusat Studi Lingkungan Univ Sanata
Dharma untuk ikut Kelas Ngabuburit #2 C R EAT E SALAD yang digelar oleh
Letusee.
Honestly, ini pertama kalinya saya berkunjung ke lokasi kafe Letusee, bahkan di lokasi sebelumnya yang berada di Demangan pun saya belum pernah. Padahal sudah sering saya mendengar kata “Letusee” dan postingannya tentang salad
--and other healthy organic food--yang bersliweran di timeline Instagram saya. Ya, Letusee adalah sebuah kafe di Jogja yang menyajikan makanan organic nan
sehat di daftar menunya. Dan mereka juga menyediakan produk mentah jika kita
berniat untuk mengolahnya di rumah,
such
as Gluten-free Flour, Sorghum, Homemade Jam etc. Selain Letusee, masih ada
beberapa tempat atau produsen yang menyediakan
guilty-free product di Jogja. Sebut saja
@kebunroti,
@conogelateria
(artisan gelato tanpa essen dan micin yang baru buka kemarin malam di Jln
Bougenville, Selokan), atau bisa datang di Pasar-pasar Sehat yang digelar
bergilir berpindah tempat tiap harinya—Pasar Kamisan Maguwo, Pasar Sagan, Pasar
Sehat Demangan.
My bad, saya tahu ini
semua dari
feeds IG namun belum pernah mengunjungi satupun.
Ngelesnya sih karena saya belum sempat…hihihi. Semoga kapan-kapan bisa mampir ke salah satunya.
Kembali ke Kelas Ngabuburit C R EAT E SALAD with Letusee,
setelah daftar via WhatsApp yang adminnya baik dan ramah sekali—halo, mbak
Vinda—Sabtu sore jam setengah4 saya meluncur diantar mas Rizal ke lokasi acara.
Jujur saja, agak nervous dan deg-degan.
Saya sudah lama nggak ikut workshop dan seminar semenjak Haidar lahir. Jadi “bertemu-orang-baru”
setelah sekian lama cukup bikin over
excited...in a good way tentunya.
Akhirnya sampai di lokasi pukul 4 tepat sesuai jadwal, setelah sebelumnya
mengarungi lalu lintas Riang Road utara yang macetnya cukup untuk melatih emosi
dan ditambah dengan kebablasan (utang cium untuk supir yang baik hati yang sabar
banget mau nganterin :*). Pertama kali menginjakkan kaki di PSL, saya
bengong bengong bingung tapi seneng liat deretan pohon jati yang tinggi
menjulang. Satu pertanyaan muncul di benak saya “Ini masih di Jogja kan?”. Hanya beberapa puluh meter dari salah satu
jalan paling padat di Jogja dan ada “suaka” yang teduh sekali. Dan kemudian
DOENG..DANG..DONG..saya tersadar oleh suara pembangunan proyek hotel persis di
depan dan belakang PSL….”hhh..ini masih
di Jogja dengan proyek hotel dan apartemen di mana-mana” *tertawa miris*.
Mengikuti panah penunjuk jalan, saya menaiki tangga di satu-satunya bangunan
permanen yang ada di sana. Bangunan kayu 2 lantai yang cocok sekali berada di
rerimbunan pohon jati. Over all, the
ambience is so impressive. Suka!